Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

ARSIP

EURO 1984, ERA PLATINI

Sabtu, 25 Mei 2013



Tuan rumah Prancis berhasil menjadi juara di depan publiknya sendiri. Penampilan kapten mereka, Michel Platini, begitu mendominasi jalannya turnamen Piala Eropa ketujuh ini.

Piala Eropa 1984 diakhiri oleh kemenangan Prancis atas Spanyol, dengan skor 2-0. Gol-gol "Tim Ayam Jantan" diciptakan Michel Platini dan Bruno Bellone. Bicara Prancis, tak lengkap jika tak bicara kaptennya, Platini. Ia memang sosok yang fenomenal.

Dalam Piala Eropa ke-7 ini UEFA kembali mengubah peraturan untuk babak 8 besar. Setiap grup akan diwakili juara dan runner up. Dua juara dan runner up kemudian diadu silang di babak semifinal.

Prancis berhasil menapaki tangga juara dengan penampilan menawan. Di babak penyisihan Grup A Platini menjadi "roh" bagi Les Bleus kala mendepak Denmark 1-0; menghancurkan Belgia 5-0; dan menaklukkan Yugoslavia 3-2.

Platini, yang ketika itu memperkuat Juventus, bahkan berhasil mengemas seluruh gol yang dicetak Prancis dalam pertandingan penyisihan terakhir lawan Yugoslavia. Denmark menyusul Prancis yang lolos sebagai juara grup, berkat kemenangan atas Yugoslavia 5-0 dan Belgia 3-2.

Di babak semifinal Prancis telah dinanti oleh Portugal. Samba Brasil-nya Eropa itu maju ke babak empat besar setelah menjadi runner up Grup B di bawah Spanyol.

Dalam salah satu pertemuan klasik di ajang Euro, Prancis vs Portugal, Domerge membawa Prancis memimpin 1-0. Namun Portugal berhasil menyamakan kedudukan melalui sundulan Jordao, dan memaksakan pertandingan diakhiri dengan extra-time.

Di babak perpanjangan waktu Jordao lagi-lagi menjadi pencetak gol Portugal. Ketika waktu hendak berakhir Domerge akhirnya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Adalah Platini yang menjadi penyelamat dengan tendangan drive yang tak terjangkau kiper Portugal. Prancis berhasil menuntaskan perlawan Portugal, 3-2.

Jika Prancis melangkah ke babak final melalui perjuangan keras, lawannya, Spanyol harus mengakhiri pertandingan melawan Denmark lewat drama tos-tosan dengan skor 5-4.

Di final, Platini kembali menjadi pahlawan kemenangan lewat sumbangan gol melalui tendangan bebas. Platini, yang mengemas sembilan gol dalam putaran final ini, menjadi topskorer sekaligus memastikan gelar internasional pertama bagi tuan rumah.

Putaran final Euro 1984
Tuan rumah: Prancis
Waktu: 12-27 Juni
Tim: 8
Juara: Prancis
Runner up: Spanyol
Jumlah pertandingan: 15
Total gol: 41  (2,73 per game)
Topskorer: Michel Platini (Prancis) - 9 gol
Partai final : Prancis 2 vs Spanyol 0
Waktu: 27 Juni
Tempat: Stadion Parc des Princes, Paris
Penonton: 47.000
Gol:  Platini 57', Bellone 90'

EURO 1976, KEJUTAN CEKOSLOWAKIA


Datang sebagai juara bertahan dan dengan pemain bintang bukan berarti Jerman Barat tampil sebagai jawara di Piala Eropa 1976. Adalah Cekoslowakia yang mencuat sebagai juara di antara negara-negara besar.

Pada gelaran Piala Eropa 1976 yang digelar di Yugoslavia ini, hanya empat negara yang masuk putaran final. Jerman Barat yang sukses menjadi juara di Piala Eropa 1974 dan juara dunia 1978, masih mengusung nama-nama besar seperti Sepp Maier, Berti Vogts, Dieter Muller dan tentu saja sang jendral Franz Beckenbauer. Tak heran jika Der Panzer masih diunggulkan.

Meski demikian tim Belanda dengan total football juga tidak bisa dipandang enteng. Belum lagi sejumlah nama tenar seperti Johan Cruyff dan Johan Neeskens menghiasi skuad "Singa Oranye" yang merupakan finalis Piala Dunia 1978 ini. Meski demikian lain di atas kertas, lain pula di atas lapangan. Cekoslowakia yang mengandalkan permainan tim menjadi kuda hitam mampu membalikkan semua prediksi.

Belanda yang lebih dulu menjadi korban Cekoslowakia setelah menyerah 3-1 di Maksimir Stadium, Zagreb, lewat perpanjangan waktu. Pada pertandingan tersebut Belanda memang sedang pincang karena diperkuat oleh Johan Neeskens dan Wim van Hanegem karena terkena kartu merah. Cekoslowakia mampu memanfaatkan kondisi tersebut dan selama waktu normal 2x45 menit bermain imbang 1-1.

Zdenik Nehoda membuat Cekoslowakia unggul di menit ke-114 dan Frantisek Vesely memastikan kemenangan skuadnya menjadi 3-1. Kemenangan tersebut membawa mereka lolos ke final.

Lawan berikutnya Cekoslowakia adalah juara bertahan Jerman Barat yang di semifinal berhasil mengatasi tuan rumah Yugoslavia 4-3. Namun di final tim "Panser" mendapatkan perlawanan ketat dari Cekoslowakia.

Gawang Jerman sudah kebobolan lebih dulu lewat gol Jan Svehlik pada menit ke-8 dan ini juga tercatat sebagai gol tercepat di Euro 1976. Jerman membalasnya lewat gol Dieter Muller di menit ke-28. Karol Dobias kembali membuat Cekoslowakia memimpin sebelum Jerman menyamakan kedudukan lewat gol Bernd Holzenbein satu menit sebelum pertandingan berakhir.

Cekoslowakia Berpesta

Pertandingan akhirnya ditentukan lewat adu penalti dan keluar sebagai pemenang. Bagi Cekoslowakia ini adalah kali pertamanya merasakan juara Piala Eropa. Dieter Muller tampil sebagai topskorer putaran final dengan empat gol.

Putaran final Euro 1976
Tuan rumah: Yugoslavia
Waktu: 16-20 Juni
Tim: 4
Juara: Cekoslowakia
Runner up: Jerman Barat
Jumlah pertandingan: 4
Total gol: 19 (4,75 per game)
Topskorer: Dieter Muller (Jerman Barat) – 4 gol
Partai final : Cekoslowakia 2 vs Jerman Barat 2
Waktu: 20 Juni
Tempat: Crvena Zvezda Stadium, Beograd
Penonton: 35.000
Gol:  Svehlik 8, Dobias 25; D. Muller 28, Holzenbein 89
Cekoslowakia menang adu penalti 5-3 
[Masny 1-0, Bonhof 1-1; Nehoda 2-1, Flohe 2-2; Ondrus 3-2, Bongarts 3-3; Jurkemik 4-3, U.Hoenesss 4-3 (over); Panenka 5-3]
Wasit:  Sergio Gonella (Italia)

Sumber: Kompas.com

EURO 1980, GELAR KEDUA JERMAN BARAT



Peta kekuatan Eropa kembali terpusat ke Jerman Barat. Der Panzer mengukuhkan dirinya lagi sebagai yang terkuat di putaran final Piala Eropa 1980, yang untuk pertama kalinya diikuti oleh delapan peserta.

Putaran final Piala Eropa keenam ini digelar di Italia pada 11 hingga 22 Juni 1980, di mana untuk pertama kalinya format dengan empat negara peserta sudah ditinggalkan dan diganti dengan delapan peserta. Format baru ini pun membuat pertandingan lebih menarik karena persaingan antarpeserta semakin ketat sebelum bisa tampil di final.

Jerman Barat berada di Grup A dengan lawan yang cukup berat, di mana ada juara bertahan Cekoslowakia dan juga musuh besarnya Belanda serta Yunani.

Regenerasi di tubuh tim yang juga dikenal sebagai "staying power" itu sudah terjadi. Tidak ada lagi striker maut Gerd Muller, tapi bintang baru mulai bermunculan seperti Karl-Heinz Rummenigge, Klaus Allofs dan Horst Hrubesch.

Cekoslowakia ditaklukkan 1-0 oleh Jerman Barat lewat gol tunggal Rummenigge. Belanda pun berhasil mereka pukul dengan skor 3-2 di Stadio San Paolo, Naples, yang mana Allofs mencetak hat-trick.

Meski kemudian ditahan imbang Yunani tanpa gol, namun itu sudah cukup mengantarkan Jerman sebagai juara Grup A. Sementara Belgia menjadi juara di Grup B setelah menundukkan Spanyol serta bermain seri dengan Inggris dan Italia.

Pertandingan final pun mempertemukan Jerman Barat dan Belgia. Pada pertandingan di Stadio Olimpico, Roma, Jerman menang 2-1 dan merengkuh gelar juara Piala Eropa untuk kedua kalinya.

Gelar Kedua Jerman Barat

Cekoslowakia menjadi juara tiga setelah menang atas tuan rumah Italia lewat drama adu penalti. Di luar stadion, pagelaran di Italia ini dinodai oleh ulah para hooligans. Mereka menjadi headline saat membuat ulah di pertandingan Inggris versus Belgia.

Putaran final Euro 1980
Tuan rumah: Italia
Waktu: 11-22 Juni
Tim: 8
Juara: Jerman Barat
Runner up: Belgia
Jumlah pertandingan: 14
Total gol: 27  (1.93 per game)
Topskorer: Klaus Allofs (Jerman Barat) - 3 gol

Partai final : Jerman Barat 2 vs Belgia 1
Waktu: 22 Juni
Tempat: Stadio Olimpico, Roma
Penonton: 48.000
Gol:  Hruebsch 10, 88; Vandereycken 72pen

EURO 1972, PEMBUKTIAN JERMAN BARAT



Tim Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972. Sukses Tim Panser merebut gelar Eropa pertamanya memang sudah dapat diduga melihat keperkasaan dan juga para bintang di dalamnya.

Skuad asuhan Helmut Schoen sudah diprediksikan akan menjadi juara di final yang digelar di Eropa. Bahkan, Piala Eropa 1972 ini diyakini sebagai ajang unjuk kebolehan Franz Beckenbauer, Gerd Moeller, Paul Breitner, Uli Hoeness dan kawan kawan.    

Jerman Barat memang sudah menujukkan keperkasaan mereka sejak babak penyisihan. Beckenbauer dkk berhasil menaklukkan lawan-lawan mereka yaitu Polandia, Albania, dan Turki guna melaju ke babak perempat final.

Lawan mereka selanjutnya adalah Inggris. Pada pertandingan tandang pertama di stadion Wembley mereka berhasil membungkam Inggris 3-1 dan hasil imbang di pertandingan home 0-0 membawa Jerman lolos ke semifinal untuk pertama kalinya.

Kemenangan atas Inggris itu pun sangat bermakna. Pasalnya, mereka mampu membalaskan dendamnya atas The Three Lions yang menaklukkan mereka 4-2 di partai final Piala Dunia 1966.

Keperkasaan Jerman masih terus berlanjut dengan menggilas tuan rumah Belgia 2-1. Di babak final, tim Panser bertemu dengan Uni Soviet. Namun "Beruang Merah"  juga tak mampu menahan lagi laju Jerman untuk menjuarai Piala Eropa, dan kalah 3-0.

Jerman Barat Menjuarai Euro 1972

Wajar saja jika Jerman menjadi tim yang ditakuti saat itu. Pasalnya, Schoen memiliki panglima perang yang tangguh pada diri Beckenbauer dan juga ditunjang playmaker yang piawai dalam sosok Guenter Netzer.

Dua pemain Paul Breitner dan Uli Hoeness juga semakin matang memberi kontribusinya, serta Sepp Maier yang piawai di bawah mistar gawang. Gerd Mueller pun menujukkan dirinya sebagai ujung tombak yang haus gol.

Puncak keperkasaan Jerman terlihat di final. Mereka membuat Uni Soviet tidak dapat memainkan bola. Lagi-lagi Mueller menjadi bintang dengan dua golnya untuk membantu Jerman menang 3-0.

Putaran final Euro 1972
Tuan rumah: Belga
Waktu: 14-18 Juni
Tim: 4
Juara: Jerman
Runner up: Uni Soviet
Jumlah pertandingan: 4
Total gol: 10  (2,.5 per game)
Topskorer: Gerd Muller (Jerman) – 4 gol
Partai Final: Jerman 3 vs Uni Soviet 0
Waktu: 18 Juni
Tempat: Heysel Stadium, Brussels
Pononton: 50.000
Gol: Muller (27, 58) Wimmer (52).
Wasit: : Bruno Galler (Swiss)

Sumber: Kompas.com

EURO 1968, PERUBAHAN FORMAT TURNAMEN

Jumat, 24 Mei 2013



Dua kali dihelat dengan label European Nations Cup, tahun 1968 pesta sepakbola benua biru berganti nama menjadi European Championship. Italia menjadi negara pertama yang menjadi juara di turnamen bernama baru itu.

Tak hanya nama, sistem kompetisi pun sedikit diubah. Kali ini tidak lagi menggunakan sistem gugur, melainkan menggunakan fase grup.

Sebanyak 31 negara menjadi kontestan perhelatan Piala Eropa edisi tiga ini. Sementara putaran final, tetap diikuti empat tim, dimulai dari babak semifinal.

Siapa yang menjadi tuan rumah juga baru diumumkan setelah babak kualifikasi. Itu artinya siapa yang ingin menjadi tuan rumah harus lolos kualifikasi terlebih dahulu dan masuk ke babak final.

Untuk babak kualifikasi, ada delapan grup yang tiap grupnya diisi oleh empat tim, kecuali grup 4 yang hanya dihuni tiga tim. Ke-31 tim berkompetisi sejak tahun 1966 hingga 1968 dengan sistem tandang-kandang.

Tiap tim yang menang meraih poin dua, seri satu dan kalah tanpa mendapat poin. Hanya juara grup yang berhak ke babak perempatfinal. Delapan tim juara grup akan berebut tempat ke semifinal yang akhirnya dimenangi Inggris, Italia, Uni Soviet dan Yugoslavia.

Italia yang beruntung. Bahkan mereka sukses melangkah hingga partai final dan mengakhiri kompetisi dengan mengangkat tropi Henri Delauney.

Italia Menjuarai Euro 1968

Laga final dilangsungkan dua kali. Di pertandingan pertama, Yugoslavia sukses menahan tuan rumah Italia 1-1 hingga habisnya masa perpanjangan waktu. Adalah Angelo Domeghini yang menjadi penyelamat Italia lewat golnya di menit 80, membalas gol Dragan Dzajic di menit 38.

Karena belum mengenal sistem adu penalti, laga ulangan pun dilangsungkan. Kali ini Italia berhasil mencetak dua gol tak berbalas, lewat aksi Luigi Riva (12) dan Pietro Anastasi (31). Italia pun menggondol Piala Eropa 1968.

Putaran final Euro 1968
Tuan rumah: Italia
Waktu: 5-10 Juni
Tim: 4
Juara: Italia
Runner up: Yugoslavia
Jumlah pertandingan: 4
Total gol: 5  (1,25 per game) 
Topskorer Dragan Dzajic (Yugoslava) – 2 gol
Partai Final : Italia vs Yugoslavia
Waktu: 8 Juni 1964 (I); 10 Juni 1964 (replay)
Tempat : Estadio Olimpico, Roma
Pononton : 85.000 (I); 55.000 (replay)
Skor : 1-1 dan 2-0 (replay)
Gol : Dzajic 39’ (0-1); Domenghini 80’ (1-1)
Riva 12’ (1-0); Anastasi 31’ (2-0) --replay—
Wasit : Gottfried Dienst (Swiss); Jose Mara Ortiz de Mendibil (Spanyol)


EURO 1964, PEMBUKTIAN TUAN RUMAH SPANYOL



Edisi kedua Piala Eropa berlanjut di Spanyol pada tahun 1964. Skuad El Matador tidak menyia-nyiakan kesempatan sebagai tuan rumah dengan menjadi juara.

Spanyol mengukir sejarah dengan menaklukkan juara bertahan Uni Soviet di partai final dengan skor 2-1. Di edisi kedua ini turnamen masih menggunakan sistem gugur. Sebanyak 29 tim mengikuti babak kualifikasi. Yunani menarik diri dari turnamen setelah hasil undian mempertemukan mereka dengan negara rival politiknya, Albania.

Seperti di turnamen edisi pertama, tim-tim yang ambil bagian harus berjibaku dalam laga tandang-kandang untuk memperebutkan tempat di perdelapan final. Uni Soviet, Austria dan Luksemburg sedikit mendapat keuntungan karena mereka mendapat bye dari hasil pengundian.

Tim yang paling mengejutkan adalah Luksemburg saat menaklukkan Belanda 3-2 secara agregat. Di perempatfinal mereka sukses menahan imbang Denmark 5-5 secara agregat. Di partai tambahan, Luksemburg akhirnya kalah 1-0.

Spanyol Berpesta Di Rumah Sendiri

Denmark lolos ke semifinal bersama Uni Soviet, Spanyol dan Hongaria. Di empat besar, Uni Soviet menang 3-0 atas Denmark di Barcelona, sementara Spanyol membutuhkan masa perpanjangan waktu untuk bisa menang 2-1 atas Hongaria. Gol penentu kemenangan Spanyol dicetak oleh Amancio.

Tak seperti laga perempatfinal Piala Eropa 1960, Spanyol tak lagi menarik diri saat dipertemukan dengan Uni Soviet. Malah El Matador sukses memuaskan 79 ribu lebih penonton yang memadati Santiago Bernabeu dengan merebut tropi juara Piala Eropa dari tangan Uni Soviet berkat kemenangan 2-1. Gol penentu sukses Spanyol dicetak Marcelino di menit-menit akhir pertandingan.

Putaran final Euro 1964
Tuan rumah: Spanyol
Waktu: 17-21 Juni 1964
Tim: 4
Juara: Spanyol
Runner up: Uni Soviet
Jumlah pertandingan: 4
Total gol: 13  (3.25 per game)
Topskorer: Jesus Maria Pereda (Spanyol), Ferenc Bene (Hongaria), Dezso Novak (Hongaria) – 2 gol
Partai fiinal : Spanyol 2 vs Uni Sovyet 1
Waktu: 21 Juni 1964
Tempat: Santiago Bernabeu, Madrid
Pononton: 79.115
Gol : Pereda 6’ (1-0); Khusainov 8’ (1-1); Marcelino 84’ (2-1)
Wasit : Arthur Holland (Inggris)

ALCANTARA, DOKTER YANG LEBIH TAJAM DARI MESSI



Siapa top scorer Barcelona sepanjang masa? Jika menyebut Lionel Messi, maka itu benar. Namun, menjawab Paulino Alcantara pun ternyata benar. Siapakah Alcantara?

Messi memang tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Barcelona dengan 265 gol. Tapi, balik ke masa lalu, "Blaugrana" pernah memiliki seorang mesin gol mematikan bernama Paulino Alcantara Riestra. Tebak berapa jumlah gol Alcantara selama berseragam "El Barca"? 369 gol dalam 357 pertandingan!

Sayangnya, kompetisi resmi Liga Spanyol baru berlangsung 1929. Alhasil, seluruh gol Alcantara saat itu tak dianggap, meski Barcelona tetap mengklaim jika jumlah gol sang pemain tetap 369 gol di ajang resmi dan persahabatan.

Lahir 7 Oktober 1896 di Iloilo City, Filipina, pada usia tiga tahun Alcantara bermigrasi ke Barcelona, Spanyol. Menginjak usia 15 tahun, Alcantara mencicipi debutnya di Barcelona. Bakat luar biasa Alcantara langsung tercium dengan torehan hat-trick pada debutnya.

Dari periode 1912-16, meski masih berusia muda, Alcantara sudah menjadi andalan lini depan "Azulgrana". Tiga gelar sukses dipersembahkan Alcantara pada periode tersebut.

Kuliah Kedokteran
Pada 1916, keluarga Alcantara kembali ke Filipina. Alhasil, Alcantara pun ikut pulang ke kampung halamannya dan meninggalkan klubnya itu. Selama di Filipina, Alcantara lantas bergabung dengan klub lokal, Bohemians Sporting Club. Dia juga sempat bermain untuk timnas Filipina pada 1917 dan membawa negaranya mengalahkan Jepang 15-2 di sebuah turnamen mini.

Bermain sepak bola tak lantas membuat Alcantara lupa dengan pendidikan formal. Sambil berkiprah sebagai pemain, Alcantara juga belajar di bidang kedokteran. Sejak kecil, Alcantara memang bermimpi ingin menjadi seorang dokter. Nasib ternyata membawa mimpinya lebih lengkap. Menjadi pemain Barcelona dan seorang dokter.

Saking fokus terhadap karier kedokterannya, Alcantara pernah menolak ajakan timnas Spanyol untuk berlaga di Olimpiade 1920. Dia menolak lantaran jadwal Olimpiade 1920 berbarengan dengan ujiannya di kedokteran. Setelah pensiun, Alcantara meneruskan karier menjadi seorang dokter.

Kembali ke Barcelona
Setelah dua tahun menetap di Filipina, Alcantara akhirnya kembali ke Spanyol. Mulai saat itulah, karier Alcantara bersama Barcelona melejit bak meteor. Kematangan bermainnya semakin lengkap pada usia 23 tahun.

Barcelona pun dibawanya merajai kompetisi amatir papan atas Spanyol. Di bawah asuhan Pelatih Jack Greenwell, Alcantara berubah menjadi predator "Blaugrana" di kotak penalti lawan. Dari 1912-27, Alcantara setia mengabdi di Barcelona dengan menorehkan rekor 369 gol.

Karier internasional Alcantara juga lumayan lengkap. Tak hanya Filipina yang pernah dibelanya, Alcantara saat itu juga menjadi bagian timnas Spanyol dan Catalunya. Maklum, pada zaman itu, pemain bisa bebas membela negara tempatnya menetap.

Aksi Dari Paulino Alcantara

Ada momen unik yang membuatnya dijuluki "El Romperedes" yang artinya perobek jaring. Pada 1922 saat membela Spanyol, Alcantara pernah merobek jaring gawang Perancis melalui tendangan kerasnya yang berbuah gol dari jarak 32 meter. Bisa dibayangkan sekeras apa tembakan Alcantara ketika itu, hingga jaring gawang pun sampai robek.

Alcantara memutuskan pensiun pada usia 31 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir pada 13 Februari 1964 saat usianya 67 tahun.

Selama 48 tahun sudah Alcantara tiada. Namun, Barcelona, Bohemians, timnas Catalunya, Spanyol, dan Filipina boleh berbangga pernah diperkuat pemain tertajam "Blaugrana" sepanjang sejarah, Paulino Alcantara!

Sumber: Kompas.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pencarian

Translate