Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

ARSIP

SEJARAH BERDIRINYA SCHALKE 04

Selasa, 15 Januari 2013



Klub kebanggaan penambang batu bara yang berdiri pada 1904 dengan nama Westfalia Sachalke. Karena itu, Schalke 04 mendapat julukan Die Knappen, berasal dari kata kuno Jerman yang berarti penambang. Klub tersebut memang didirikan oleh anak muda yang bekerja sebagai penambang atau anak-anak para pekerja tambang.

Schalke harus menunggu selama delapan tahun untuk bisa berlaga di liga Jerman Barat tepatnya pada 1912. Mereka bisa menjadi anggota liga setelah dilakukan merger organisasi olahraga.

Fußball-Club Gelsenkirchen-Schalke 04 kembali menunggu bertahun-tahun untuk meraih titel juara. Impian itu akhirnya tercapai saat mereka memenangi liga Jerman Barat pada 1929.

Namun, setahun kemudian mereka mendapat sanksi karena memberikan gaji yang melebihi ketentuan yang ditetapkan liga. Schalke dilarang bertanding selama enam bulan. Hukuman itu tak mengurangi popularitas klub. Saat kembali untuk pertama kalinya setelah menjalani sanksi, pertandingan Schalke disaksikan oleh 70.000 penonton.

Sejak itu, Schalke menunjukkan dominasinya di liga. Mereka beberapa kali menyabet titel liga pada 1933-1942. Sebelum Perang Dunia II, Schalke sudah memenangi enam gelar.

Hanya, prestasi mereka tak lagi membanggakan setelah PD II. Mereka hanya sekali memenangi liga pada 1958. Selanjutnya, Schalke tak pernah menjadi juara meski kompetisi sudah berganti menjadi Bundesliga Jerman.

Meski jarang menuai prestasi tinggi, namun popularitas Schalke tak pernah merosot. Bahkan mereka termasuk salah satu klub sepakbola paling populer di Jerman. Schalke yang memiliki rivalitas dengan Borussia Dortmund merupakan klub olahraga yang memiliki lebih dari 84 ribu anggota. Ini menjadikan Schalke sebagai klub olahraga terbesar kedua di Jerman.

SEJARAH BERDIRINYA PSV EINDHOVEN




Klub pertama kali dibentuk sebagai wadah karyawan perusahaan elektronik Philips untuk berolahraga sepakbola. Philips Sport Vereniging (PSV) didirikan tepat pada hari perayaan seabad kekalahan Napoleon, 31 Agustus 1913. Stadion Philips dibangun persis pada saat klub didirikan, meski renovasi dan penambahan kapasitas terus dilakukan secara bertahap. Berdasarkan akar sejarah itulah, klub tak pernah berganti sponsor sejak sponsor kaus mulai diperkenalkan di Eredivisie pada 1982.

Logo Pertama PSV

Periode keemasan pertama PSV terjadi pada pertengahan 1970-an. Ketika Ajax Amsterdam mengalami krisis setelah menjuarai tiga kali Piala Champions beruntun, PSV mendominasi Eredivisie dengan para pemain seperti Van der Kerkhof bersaudara (Rene dan Willy), Jan van Beveren, Jan Poortvliet, dan Huub Stevens. PSV sukses merengkuh gelar Eropa pertama pada 1978 setelah mengalahkan tim Prancis, SC Bastia, 3-0 dalam dua laga final Piala UEFA.

Periode keemasan kedua terjadi pada akhir 1980-an. Seorang pelatih bernama Guus Hiddink membawa tim yang bermaterikan Ronald Koeman, Eric Gerets, Soren Lerby, dan Wim Kieft, menjuarai Piala Champions dengan mengalahkan Benfica melalui adu penalti. Bersama Hiddink, PSV menjuarai tiga kali Eredivisie, tiga Piala Belanda, dan satu Piala Champions. Dominasi PSV kembali berlanjut sejak akhir 1990-an. Selama satu dasawarsa terakhir, PSV berhasil meraih mahkota juara liga sebanyak tujuh kali. Klub ini sering dijuluki Boeren (bahasa Belanda: "petani") karena berasal dari daerah provinsi.


SEJARAH BERDIRINYA MALAGA CF



Málaga Club de Futbol adalah klub sepakbola Spanyol yang bermarkas di daerah Málaga, Andalusia. Tanggal 25 Mei 1948 klub Málaga mendirikan klub cadangan yakni klub CD Santo Tomás yang kemudian berganti nama menjadi klub Atlético Malagueño. Musim 1959/1960, Malaga dan CA Malagueño bermain bersama di kompetisi tingkat ketiga Spanyol. Karena hal tersebut, kedua klub akhirnya memisahkan diri dan terdaftar sebagai klub independen. Tahun 1992 CD Málaga akhirnya dibubarkan karena kesulitan keuangan sementara klub CA Malagueño masih terus bekarir di kompetisi Liga Spanyol. Musim 1992/1993 CA Malagueño bermain di Divisi Tercera Grup 9 yang di akhir musim berhasil promosi ke Segunda División B. Namun musim berikutnya CA Malagueño terdegradasi dan akhirnya klub tersebut juga menghadapi kesulitan keuangan seperti pendahulunya klub Malaga.

Club Atlético Malagueño

Tanggal 29 Juni 1994 CA Malagueño berganti nama menjadi Málaga Club de Futbol SAD atau yang dikenal sekarang ini dengan Malaga CF. Meskipun Malaga tidak pernah bermain di Liga Champions, karirnya sudah cukup terbilang sukses di era tahun 2000-an di bawah kepemimpinan Peiró Joaquín. Malaga membuat penampilan terbaiknya di kompetisi Eropa dengan berhasil meraih Piala Intertoto tahun 2002 dan musim 2002/2003 Malaga berhasil melaju sampai ke babak perempatfinal Piala UEFA sebelum tersisih dari klub Portugal, Boavista.

Setelah Peiró pensiun, Malaga juga mulai tidak konsisten di liga. Setelah berhasil naik ke La Liga musim 1999/2000, Malaga hanya mampu bertahan selama tujuh musim di kancah La Liga karena musim 2005/2006 Malaga hanya bisa finish di dasar klasemen.

Di tahun yang sama, mantan presiden Real Madrid, Lorenzo Sanz membeli 97% saham Malaga dan menunjuk putranya, Fernando Sanz menjabat sebagai presiden klub Malaga. Menghabiskan dua musim di Segunda Division, Malaga naik lagi ke La Liga untuk mengikuti musim 2008/2009 dan berhasil finish di pos kedelapan. Namun menjalani musim 2009/2010 Malaga harus bekerja keras agar bisa selamat dari zona degradasi dan akhirnya bisa finish di pos ke-17 setingkat diatas zona degradasi.

Juni 2010 Fernando Sanz akhirnya menjual klub Malaga kepada seorang investor asal Qatar yaitu Abdullah bin Nasser bin Abdullah Al Ahmed Al Thani yang juga menjabat sebagai presiden baru Malaga tanggal 28 Juli 2010. Pihak klub pun akhirnya merombak managemen dengan mendatangkan Jesualdo Ferreira sebagai pelatih baru di Malaga menjalani musim 2010/2011. Namun beliau harus dipecat setelah serangkaian hasil buruk yang dilalui Malaga. Pelatih asal Chili, Manuel Pellegrini akhirnya mengambil kendali Malaga ketika klub berada di zona degradasi. Berkat Pellegrini, Malaga berhasil bangkit dan finish di pos ke-11 La Liga. Menjalani musim 2011/2012, pihak managemen Malaga tetap mempercayai Pellegrini untuk membawa Malaga ke gerbang kesuksesan.

SEJARAH BERDIRINYA INDO TOON ARMY



Sejarah Indonesian Toon Army (Indo Toon Army / ITA) dimulai pada pertengahan tahun 1999 oleh salah satu dedengkot suporter fanatik Newcastle United, Eddy Suryadi. Berbekal situs pribadi (http://www.geocities.com/~shearyadi/) yang dilengkapi dengan fasilitas forum diskusi. Namun saat itu suporter Newcastle United belum banyak yang aktif di dunia maya. Dikarenakan kesibukan masing masing anggota dan menurunnya prestasi Newcastle United lama kelamaan pengunjung situs tersebut menurun dan mati suri. Pada suatu malam di bulan Juli 2006, Agung Sukmono yang juga salah satu suporter fanatik Newcastle United mencari informasi mengenai keberadaan basis suporter Newcastle United di Indonesia dan secara tidak sengaja menemukan situs tersebut, pada waktu yang hampir bersamaan melalui fasilitas yahoo groups menemukan group NUFC_Indo yang didirikan oleh Didon Danisworo, yang ternyata secara kebetulan adalah anggota milis yang sebelumnya didirikan oleh om Eddy sayangnya saat ini milis tersebut sudah tidak aktif mengingat tidak seluruh anggota aktif menggunakan email.

Satu hal yang membedakan suporter Newcastle United di Indonesia dengan yang lain, kekeluargaan di tubuh ITA sangat kental karena seperti menemukan keluarga yang hilangPertemuan ketiga suporter fanatik inilah yang menjadi cikal bakal kebangkitan kembali ITA di tahun 2006. Setelah berkomunikasi melalui email disepakati dibutuhkan suatu wadah komunikasi online. Berbekal web forum online gratis pada 2 Juli 2006 dimulai lah cita-cita mengumpulkan suporter Newcastle United yang tersebar di Indonesia melalui forum http://indotoonarmy.proboards.com/. Perkembangan dunia Internet di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, perlahan database member lama yang dimiliki oleh om Eddy mulai dihubungi satu per satu via email dan jejaring sosial, dibantu dengan situs Friendster (http://www.friendster.com/indotoonarmy) perlahan jumlah suporter yang selama ini selalu menyendiri mulai berkumpul.

Satu hal yang membedakan suporter Newcastle United di Indonesia dengan yang lain, dikarenakan status Newcastle United yang bukan tim unggulan dengan prestasi mengkilap sehingga kekeluargaan di tubuh ITA sangat kental karena seperti menemukan keluarga yang hilang. Rasa sendiri saat harus berhadapan dengan tim tim unggulan lain sudah hilang dan tergantikan oleh nyanyian-nyanyian dan suka duka bersama saat nonton bareng.


Dimulai dari Jakarta, berlanjut dengan Bandung dan Jogjakarta. Dibantu oleh beberapa anggota senior mulai lah dipilih koordinator regional guna terus melebarkan sayap agar semakin banyak anggota yang terjaring. Saudara Rangga Yudha selaku Koordinator Jakarta, Aryo Bimo selaku koordinator Bandung dan Gilang Ramado selaku koordinator Jogjakarta. Kegiatan kegiatan yang rutin dilakukan adalah nonton bareng, olahraga futsal dan juga kegiatan sosial lainnya. Bahkan ITA juga aktif menjalin komunikasi dengan NUFC-SG, basis suporter Newcastle United di Singapura yang juga di prakarsai oleh warga Indonesia yang berada di Singapura.

Pada February 2006 ITA mendapatkan undangan untuk bergabung dengan Premier League Indonesia Fans Association (PLIFA) yang diprakarsai oleh majalah sepak bola FourFourTwo Indonesia yang bertujuan untuk menggabungkan Supporter Club di Indonesia dalam suatu wadah guna menjalin kebersamaan. PLIFA sendiri terdiri atas Chelsea Indonesia Supporter Club (CISC), Indo Spurs, Indo Man Utd, Arsenal Indonesian Supporter (AIS), Big Reds (Liverpool) dan Indo Toon Army. Bebagai acara dari nonton bareng, olahraga sampai dengan kegiatan sosial dilakukan bersama selama 1,5 tahun kedepannya. Bersamaan dengan pengalihan hak penerbitan FourFourTwo di Indonesia pada September 2008 aktivitas PLIFA semakin berkurang dan menjadi vakum. Namun dluar PLIFA tali persaudaraan yang sudah terjalin memudahkan bagi seluruh Supporter Club untuk melanjutkan kegiatan kegiatan bersama sampai dengan saat ini.

Pada tahun 2009 anggota ITA sudah mencapai angka 400 anggota yang terdiri dari 4 regional, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Semarang, bergabung dan secara rutin menjalin komunikasi. Aspek kekeluargaan yang selama ini dijunjung tetap dipertahankan oleh karena itu ITA tidak dikenal sebagai sebuah organisasi melainkan azas kekeluargaan membangun fondasi dasar ITA. Melalui situs jejaring Facebook (user: Indo Toon Army) saat ini tercatat lebih dari 700 anggota yang aktif berdiskusi hampir setiap hari dan 400 anggota di Web Forum.

Pada tahun 2011 bersamaan dengan Gathering Nasional pertama ITA dengan tema “Toon Army For Solidarity”, ITA memasuki era baru menuju organisasi yang lebih profesional. Pada Gathering Nasional itu pun terpilih struktur baru kpengrusan ITA dengan Gilang Ramado – Hamiriza Triwardhana sebagai Ketua Umum – Wakil Ketua Umum yang baru. Pada tahun 2011 ini ITA memiliki 6 ITA Region yaitu Jakarta dengan koordinatornya Mochamad Cahyadi, Bandung dengan koordinatornya Ahmad Z Sidiq, Jogjakarta dengan koordinatornya Alex Zubaedi, Semarang dengan koordinatornya Falik Hutasuhut, Medan dengan koordinatornya Abram P Ginting, dan Bogor dengan koordinatornya Muhammad Alfath T. Serta beberapa region lainnya yang sedang dalam proses pendirian seperti Solo, Malang, Makassar, Bali, Lampung, dan Surabaya.

Saat ini status ITA sudah diakui oleh Newcastle United FC dengan masuknya web forum ITA di website resmi Newcastle United FC (http://www.nufc.co.uk/page/Fans/FanSites) dan perlahan usaha agar status ITA sebagai Official Supporter Group terus dilancarkan, semoga pada tahun 2012 diharapkan usaha ini akan berhasil dan ITA akan menjadi bagian dari International Supporter Group yang berafiliasi resmi dengan Newcastle United FC United Kingdom.

SEJARAH BERDIRINYA MILANISTI INDONESIA



Dimulai dari milis, berlanjut ke kopi darat. Dari kopi darat, tercetuslah gagasan membentuk komunitas. Dari kesamaan menggilai AC Milan, maka lahirlah Milanisti Indonesia. Itulah gambaran singkat terbentuknya Milanisti Indonesia.
Setelah lama berbagi informasi dan berdiskusi melalui milis, pada awal tahun 2003, bertemulah beberapa anggota milis untuk saling mengenal. Dari obrolan awal yang hanya dihadiri oleh 6 orang, ide membentuk komunitas fans Rossoneri kian kuat. Berawal dari hal tersebut maka diadakanlah pertemuan kedua yang dihadiri 10 orang pada 16 Maret 2003. Dibidani Jamzer, Ronald, Arif Ikram, Lena, Ajung, Toel Maldini, Harris Nasution, Toni, Decy dan Gugun, kesepuluh orang tersebut bersepakat pada hari itu juga mendirikan Milanisti Indonesia dan terpilihlah Arif Ikram sebagai presiden pertama Milanisti Indonesia.
Wadah terbentuk, kegiatan pun digelar. "Standar" saja, acara kumpul-kumpul resmi pertama Milanisti Indonesia adalah nonton bareng alias Nobar. Bekerja sama dengan salah satu tabloid olahraga, Milanisti Indonesia berkumpul untuk menyaksikan bersama-sama duel semifinal Liga Champions 2003, yang kebetulan menghadirkan laga derby della Madonnina. Dari nobar tersebut, Milanisti Indonesia mulai dikenal lebih luas. Dengan momentum AC Milan tampil sebagai juara Eropa 2003, pendaftaran member semakin bertambah hingga mencapai 200-an orang, termasuk yang berasal dari daerah-daerah di luar Jakarta. Sampai dengan akhir tahun 2003 Milanisti Indonesia mencatat 15% member yang berasal dari luar Jakarta.
Pada era kepemimpinan Arif Ikram, eksistensi Milanisti Indonesia ditanam, disebarluaskan, dan dikuatkan, antara lain dengan melakukan aktivitas gathering, maka titik berat pengurus baru lebih kepada pembenahan internal, dan juga meresmikan nama Milanisti Indonesia, dengan lebih menguatkan status hukumnya.
Setahun kemudian, tepatnya menjelang akhir 2004, tampuk kepemimpinan Milanisti Indonesia berpindah tangan. Karena kesibukan, Arif Ikram menyerahkan kepemimpinan kepada James Ricky Tampubolon (Jamzer).
Pada pertengahan 2006 diadakan pemilihan umum presiden Milanisti Indonesia yang pertama kali. Mungkin ini adalah proses demokrasi pertama di kalangan komunitas fans club yang ada di Indonesia. Pada saat itu ada tiga calon (Tommy, Filbert, dan Rival) yang dipilih oleh kurang lebih 600 anggota. Setelah diadakan pemungutan suara, akhirnya terpilih Filbert Barnabas sebagai Presiden Milanisti Indonesia periode 2006-2008.
Pada masa inilah Milanisti Indonesia berkembang tidak hanya di Jakarta, tapi juga sampai keluar daerah. Hingga saat ini Milanisti Indonesia telah meresmikan lima (5) sezione (Bandung, Yogyakarta, Cirebon, Bogor, dan Semarang). Namun di luar sezione yang telah diresmikan, terdapat pula sezione yang telah menjalankan kegiatan rutin  seperti sezione Batam, Medan, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Cilegon, Malang, Jember, Palangkaraya, Surabaya, Bali, Makassar, Palu, Manado, dan sezione-sezione lain yang terus berkembang setiap waktunya.
Sampai saat ini anggota Milanisti Indonesia masih didominasi oleh kaum adam. Tapi, bukan berarti kami melupakan kaum hawa. Terbukti sejak akhir tahun 2007 Milanisti Indonesia membentuk tim futsal wanita, yang diberi nama Milanisti Angel. Tercatat sudah beberapa kali Milanisti Angel tampil di ajang persahabatan. Saat ini Milanisti Angel melakukan latihan rutin tiap bulannya di IBM Hanggar Futsal, Pancoran, Jakarta Selatan, yang sekaligus sebagai homebase Milanisti Indonesia.
Prinsip Milanisti Indonesia sama dengan AC Milan, yaitu: kekeluargaan. Hal itulah yang coba kami tanamkan kepada para anggota. Masa lima tahun telah Milanisti Indonesia lalui. Banyak sekali rintangan yang telah kami hadapi. Mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang Milanisti Indonesia akan tetap melewati semua rintangan yang menghadang, sehingga bisa terus eksis dan bahkan bisa diakui, bukan saja di Indonesia tapi juga di Italia.
Pada hari Jumat (15 oktober 2010) Milanisti Indonesia, yang diwakilkan oleh Toel, Reza Razer, dan Andri, berkesempatan untuk berkunjung ke sekertariat resmi AIMC (Associazione Italiana Milan Club) di Stadion San Siro, Milan. AIMC merupakan organisasi resmi Milan Fans Club di bawah naungan langsung AC Milan. Perwakilan MI disambut dengan hangat oleh Signore Carlo, Signore Vincenzo, dan Signora Arabella dari AIMC. Pada kesempatan tsb, Toel dkk menjelaskan segala sesuatu tentang MI antara lain kegiatan rutin serta sezione yang tercakup di Indonesia. Selain itu juga diserahkan kelengkapan administrasi serta cinderamata dari Indonesia kepada AIMC berupa syal dan polo shirt MI. Selanjutnya pihak AIMC yang diwakilkan oleh signore Carlo mengajak Toel, Reza, dan Andri untuk berkeliling Stadion San Siro dimulai dari Curva Nord, VIP dan Curva Sud serta San Siro store.
Pagi hari di tanggal 18 Oktober 2010, perwakilan MI bersama dengan rombongan tim MJC Indonesia mengunjungi Stasion San Siro untuk melakukan tour stadion. Setelah dilakukannya tour,  Toel dkk langsung menuju ke sekertariat AIMC kembali untuk bertemu dengan signora Arabella dan ternyata disana sudah menunggu presiden AIMC signore Alesandro Capitano. Dengan sangat antusias mereka menyambut kembali sambil menyerahkan bukti surat resminya bahwa MI sudah resmi bergabung dalam keluarga besar AIMC dengan no register/code (Al vostro club e stato assegnato I'll numero di codice : 310200 ) sekaligus fasilitas lainnya.
Dengan adanya surat resmi tersebut bahwa Milanisti Indonesia per tanggal 18 Oktober 2010 sudah resmi sebagai Official Fans Club Milan dan tercatat resmi di Italia. Rasa syukur kepada Tuhan serta ucapan terima kasih terdalam untuk perwakilan MI (Toel, Reza, dan Andri), para member, founder, dan seluruh milanisti yang ada di Indonesia atas dukungan dan doanya sehingga apa yang kita semua inginkan dapat tercapai.
Semoga hal ini dapat dijadikan MI dan seluruh entitas didalamnya sebagai titik tolak agar dapat lebih baik, lebih solid, kompak, dan lebih semangat dengan tetap berlandaskan rasa kekeluargaan.

SEJARAH BERDIRINYA INDOBARÇA



Munculnya Indobarça ke tengah-tengah komunitas fans club yang sudah eksis sebelumnya ditanah air menjadi pelepas dahaga bagi seluruh fans dan supporter FC Barcelona di Indonesia, karena selama ini belum ada komunitas fans khusus FC Barcelona yang bisa menampung aspirasi dan keinginan para fans FC Barcelona di seluruh Tanah air.

Indobarça sendiri berawal dari adanya milis indobarcamania@yahoogroups.com pada tahun 2002. Namun sejalan dengan waktu dan kesibukan para masing-masing orangnya, milis tersebut menjadi tidak aktif dan sempat sempat vakum cukup lama. Pada tahun 2008, enam anggota milis yang berasal dari tiga kota berbeda, yaitu: Kiki (Jakarta), Sony (Jakarta), Tray (Jakarta), Indah (Jakarta), Amel (Bandung), dan Anggoro (Jogjakarta) kembali melakukan komunikasi satu sama lain dan hal tersebut dilakukan justru ketika prestasi Barça sedang terpuruk yang dalam rentan waktu musim 2007-2008, karena Barça tidak berhasil menggapai satu piala pun diLiga domestik maupun Liga Eropa pada waktu itu. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan enam anak muda tersebut untuk berkumpul dan berdiskusi tentang Barça.

Pertemuan tersebut terus berlangsung secara intensif dan mulai sejak itu, maka kegiatan-kegiatan mulai ada. Dimulai dengan kegiatan nonton bareng pertandingan Barça dan futsal. Hal itu dilakukan seiring untuk menjaring teman-teman baru yang memiliki kesukaan terhadap Barça. Selain di Jakarta, kegiatan-kegiatan tersebut juga mulai dilakukan di Jogjakarta. Oleh karena itu, ketika komunitas Indobarça di launching, Komunitas ini sudah memiliki dua Chapter, yaitu: Chapter Jakarta dan Chapter Jogjakarta.

Maka tepat pada tanggal 23 Mei 2009, bertempat di Hanggar Futsal IBM, Pancoran, secara resmi Indobarça resmi berdiri dan diperkenalkan ke publik. Acara ini turut mengundang rekan-rekan wartawan, sebagai media partner Indobarça dan komunitas fans club lain. Selain itu Indobarça mengundang utusan UNICEF Indonesia yang merupakan yayasan yang didukung oleh FC Barcelona. Sejalan dengan itu Indobarça dan UNICEF Indonesia berhasil menjalin kesepekatan untuk mendukung kegiatan sama lainnya.

SEJARAH BERDIRINYA UNITED INDONESIA



Jika membicarakan Manchester United sudah pasti nama United Indonesia sebagai fans club Manchester United yang ada di Indonesia menjadi yang terdepan teringat oleh kita sebagai fans Manchester United di Indonesia.

Sejak didirikan pada tanggal 20 Agustus 2006, United Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah member yang terus meningkat diiringi dengan meningkatnya basis fans United yang dikoordinir oleh United Indonesia di seluruh daerah Indonesia yang dikenal dengan sebutan chapter United Indonesia.

United Indonesia telah berkembang menjadi sebuah komunitas utama dan terbesar fans Manchester United di Indonesia, kini United Indonesia telah mempunyai chapter di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Pekanbaru, Balikpapan, Medan, Bali, Palembang, Solo, Bogor, Semarang, Makasar, dan tentunya kota-kota lain pun akan menyusul dengan segera!

SEJARAH BERDIRINYA BIGREDS IOLSC


Tumbuh suburnya komunitas-komunitas suporter klub sepak bola mancanegara di tanah air merupakan salah satu trend yang mengemuka di millennium ketiga atau abad ke-21 ini. Ada sedikitnya puluhan suporter klub mancanegara ini baik yang sudah resmi diakui oleh klub yang didukung atau yang belum, dan masing-masing mereka memiliki branch atau regional atau cabang di daerah-daerah. Umumnya fans klub itu memiliki belasan hingga puluhan cabang di berbagai kota. Maka bisa dibayangkan betapa banyaknya fans klub yang ada di nusantara ini. Tidak banyak yang tahu bahwa ada biang di balik trend yang menjulang itu. Selalu ada yang pertama dari sekian banyak jumlah itu. Selalu ada yang memulai untuk kemudian ada yang mengikuti. Juga selalu ada pemicu pada setiap fenomena booming.

Nama tadi berganti menjadi BIGREDS hingga sekarang setelah inisiatif dari Astri Widayanti pada tanggal 1 Januari 2000. Pengurus pertama yang membantu jalannya perkumpulan itu terbentuk pada tanggal 14 Januari 2000. Dengan demikian BIGREDS pun tercatat sebagai satu-satunya suporter klub sepak bola mancanegara yang berdiri sebelum tahun 2000. Adalah BIGREDS sebagai jawaban dari semua pertanyaan tersebut. Faktanya, BIGREDS menjadi suporter klub sepak bola mancanegara pertama yang berdiri di Indonesia. Saat itu, menjelang pergantian millennium tepatnya tanggal 28 Desember 1999, para pegiat mailing list liverpoolfc-ind@onelist.com berkumpul di rumah Hendra Kurniawan dan mengikrarkan berdirinya perkumpulan pecinta Liverpool FC yang saat itu dinamai Liverpool FC Fans Club Indonesia

Status sebagai sang pemula atau pelopor BIGREDS tak berhenti di situ. BIGREDS juga menjadi suporter klub pertama di Indonesia yang mendapatkan status Branch (sebutan resmi klub suporter dari Liverpool FC) dari klub yang didukungnya. Momen gemilang tersebut terjadi di tanggal 18 Oktober 2004. Apa yang dicapai BIGREDS dengan status Indonesia’s Official Liverpool FC Supporter Club jauh mendahului klub suporter lain di Indonesia. Tentu peran Debbie Winardi yang kala itu masih remaja tak bisa dikesampingkan dalam proses mendapatkan status Branch ini.
Tentu BIGREDS tidak terlena dengan status serba pertamanya. Saat ini, BIGREDS terus mencoba untuk memperkuat posisi sembari berkreasi dari segala sisi. Per akhir November 2012, member resmi BIGREDS tercatat tidak kurang dari 5200 member tersebar di 27 regional di berbagai kota di Indonesia. Berbagai kegiatan rutin pun digelar di semua regional BIGREDS seperti kegiatan wajib nonton bareng (nonbar), futsal, sepak bola, bulutangkis dan lain-lain. Berbagai kelimpahan ide dari setiap member di regional membuat mereka juga tak jarang membuat kegiatan insidental yang berguna seperti kegiatan off season yang bertujuan meningkatkan keguyuban internal maupun kegiatan sosial yang bertujuan memperkuat hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar.

Regional Bigreds di Indonesia

Kreatifitaslah yang membuat BIGREDS lagi-lagi menjadi inisiator kegiatan sosial bernama One Goal One Thousand (OGOT). Ide kegiatan ini adalah untuk setiap gol yang tercipta oleh Liverpool FC maka kita menyumbangkan seribu rupiah, meski pada prakteknya banyak yang menyumbang lebih dari nominal itu untuk setiap gol yang tercipta. Kegiatan peduli sosial ini pertama kali didengungkan pada tahun 2009 bertujuan untuk membantu sesama yang membutuhkan di sekitar kita.

Para pendukung Liverpool FC dikenal sebagai suporter dengan karakter dan cara mendukung yang bagus. Bahkan banyak sosok dan tokoh penting sepak bola dunia mengakuinya dengan berbagai ragam kekagumannya. Hal yang tentunya tidak jauh berbeda yang dilakukan oleh suporter yang tergabung di BIGREDS. Gaya dukung pada saat nonbar dan prestasi di berbagai kegiatan menunjukkan itu. Hal ini membuat BIGREDS menjadi profil yang menarik untuk liputan media. Selain menjadi obyek dari liputan media, BIGREDS sendiri memiliki media internal sebagai produk intelektual. Tak banyak atau bila tidak mau dikatakan tidak ada, klub suporter yang memiliki terbitan media cetak yang hadir secara regular. Walk On menjadi majalah internal BIGREDS yang secara periodik rutin hadir untuk member dan non-member dalam jumlah ribuan eksemplar. Walk On bisa ditahbiskan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pencarian

Translate