Pada tahun 2004 pemprov Sumatera
selatan melakukan take over pembelian Klub sepak bola jawa timur Persijataim
Solo yang saat ini berubah nama menjadi Sriwijaya fc. Untuk mendukung tim
kebanggan kota Palembang sriwijaya fc yang berlaga didivisi utama, maka
dibentuklah suatu komunitas pencinta sepak bola Palembang yang bernama fans
sriwijaya mania yang didirikan oleh beberapa orang saja.
Setelah musim kompetisi liga Indonesia
tahun 2004 berakhir, kelompok suporter sriwijaya fc yang dulu nya bernama fans
sriwijaya berubah nama menjadi sriwijaya mania yang dipimpin oleh saudara
Masyahiril S.pd. Setelah menjabat sebagai ketua umum sriwijaya mania yang
pertama priode 2005/ 2006 banyak masyarakat yang bergabung menjadi kelompok
suporter sriwijaya mania. Pada tahun 2005 jumlah anggota sriwijaya mania
semakin bertambah banyak hinga ke daerah-daerah yang berada di Sumatera
Selatan. Pada tahun 2005 kompetisi baru berjalan setengah kompetisi, kelompok
suporter sriwijaya fc , sriwijaya mania yang dipimpim Masyahiril terpecah
menjadi dua, dan memisahkan diri dari sriwijaya mania dan muncul lah kelompok
suporter baru di Palembang yang di dirikan oleh 8 orang yang menamakan kelompok
suporter mereka singa mania.
Perpecahan yang terjadi ditubuh sriwijaya
mania ini disebabkan oleh kurang nya tranparansi sistem kemajemenan yang
dipimping oleh masyahiril. Beberapa anggota lama sriwijaya mania yang merasa
kurang puas atas kinerja masyahiril selama ini melakukan pemberontak dan
membuat kelompok suporter baru yang mereka namai singa mania yang di perkasai
oleh 8 orang. Setelah masa kerja ketua umum sriwijaya mania masyahiril usai
diadakanlah pemilihan ketua umum baru sriwijaya mania untuk priode 2006/2007,
dalam rapat pemilihan ketua umum yang di selengarakan dan di hadiri oleh
perwakilan masing-masing korwil terpilihlah Marthin Avetama S.E. A.K sebagai
ketua umum sriwijaya mania priode 2006/2007. Selama kepemimpinan Marthin
Avetama kelompok suporter ini menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan banyak
pencinta bola yang bergabung menjadi anggota sriwijaya mania. Tidak lama masa
kepemimpinan ketum sriwijaya mania Marthin Avetama, ada berberapa orang anggota
sriwjaya mania yang membelot dan tidak setuju atas kinerja Mathin Avetama
selama ini.
Pada tahun 2006 diadakan lah rapat
mendesak yang menuntuk diadakan nya pergantian ketua baru. Dalam rapat yang
diadakan terjadi perpecahan suara antara kedua belah pihak, ada beberapa korwil
yang tidak setuju atas kinerja ketua lama selama ini menuntut ada nya pemilihan
ketua baru dan ada pula yang menentang atas tindakan sepihak atas pemilihan
ini. Dalam Rapat ini terpilihlah keputusan sepihak yang terpilihnya ketua umum
baru Sriwijaya Mania. Pada saat terjadi rapat pemilihan ketua yang baru ketua
umum sriwijaya mania sedang berada di jakarta. Korwil-korwil yang merasa tidak
setuju atas terpilihnya ketua baru yang bernama Rendra ini, memutuskan untuk
terus mendukung Marthin Avetama dan membentuk suporter sendiri yang lebih
independent dan mandiri. pada tahun 2007 setelah pemisahan diri Marthin Avetama
dan para pendukung nya membentuk kelompok suporter baru yang bernama SRIWJAYA
MANIA SUMSEL.
Di
tahun 2011, 2 kelompok supporter Sriwijaya FC kemudian digabung menjadi BELADAS
(BELA ARMADA SRWIJAYA FC). Kelompok supporter ini terdiri dari Korwil Simanis
(Sriwijaya Mandiri Supporter) yang dipimpin oleh Qusoi dan Korwil SMS
(Sriwijaya Mania Sumsel) yang dipimpin Edy Ismail. Kelompok supporter inilah
yang kemudian diakui oleh Manajemen sriwijaya FC sebagai supporter resmi
Sriwijaya FC. Supporter Sriwijaya FC sejati selalu mengusung simbol Kuning sebagai
warna kebesaran klub Sriwijaya FC.
Saat
ini sriwijaya mania sumsel telah memiliki ribuan masa suporter yang ter
organisir oleh beberapa korwil yang berada di kota palembang dan korda yang
berada diluar kota palembang. Tecatat ada 24 sub korwil dan 9 sub korda yang tergabung dalam wadah
supporter Beladas Korwil SMS.
1 komentar:
S-MAN HOOLIGAN CURVA SUD
Posting Komentar