Sebuah kenangan indah diukir Kepulauan Faroe di laga perdana
internasional pada 12 September 1990. Pada kualifikasi Piala Eropa 1992 itu,
Faroe berhasil menundukkan Austria dengan skor 1-0.
Padahal beberapa bulan sebelumnya, Austria hampir saja masuk ke babak
16-besar Piala Dunia 1990 di Italia. Hebatnya lagi, Kepulauan Faroe maju ke
level internasional dengan modal minim. Sebab, mereka sama sekali tak memiliki
fasilitas lapangan rumput. Alhasil, meski berstatus tuan rumah, laga itu
terpaksa diadakan di Stadion Landskrona, Swedia.
Tak hanya minim fasilitas, hampir semua pemain timnas Kep. Faroe tak
berstatus pemain profesional. Ini dikarenakan jumlah penduduk mereka yang tak
mencapai 50 ribu jiwa. Para pemain Faroe pun berasal dari berbagai golongan
pekerja kasar kerah biru.
Ada yang berprofesi sebagai tukang pos, pegawai bank, tukang pembuat
roti, tenaga mekanik, bahkan hingga supir truk. Kiper Faroe saat itu misalnya,
Jens Martin Knudsen merupakan sopir forklift paruh waktu di sebuah perusahaan
pengolahan ikan.
Wajar apabila skuad Faroe gugup jelang pertandingan. Ditambah lagi,
Austria juga kala itu berkoar-koar yakin menang dengan selisih 10 gol. Alhasil,
Kepulauan Faroe cuma menargetkan tak kalah lebih dari 10 gol sebagai ukuran
kesuksesan mereka.
Namun, bukan berarti semangat mereka langsung surut. Latihan keras telah
dilakukan. Kapten tim pun sempat merekam lagu yel-yel sepak bola dalam bahasa
Faroe. Lagu itu menjadi populer di negaranya.
Keajaiban terjadi. Austria justru kesulitan mencetak gol dalam laga
tersebut meski diperkuat pemain legendarisnya, Anton Polster. Kiper Knudsen
menggagalkan semua peluang Austria.
Performa apik sang kiper melahirkan motivasi tersendiri bagi
rekan-rekannya. Mereka tampil penuh percaya diri. Hasilnya, Torkil Nielsen yang
berprofesi sebagai pedagang kayu berhasil mencetak gol ke gawang Austria pada
menit ke-61. Skor 1-0 bagi Faroe.
Ketika peluit tanda
akhir pertandingan berbunyi, kegembiraan warga Kep. Faroe pun meluap. Sekadar
info, timnas Kepulauan Faroe memang sudah terbentuk sejak 1930, tapi baru
bergabung dengan FIFA dan UEFA pada 1988. Laga kontra Austria ini menjadi laga
perdana mereka dalam turnamen resmi. Kemenangan dalam laga itu pun disyukuri
bak memenangi kompetisi dunia (duniasoccer.com)
0 komentar:
Posting Komentar