Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

ARSIP

MISTERI KEMATIAN SI MANUSIA KERTAS

Rabu, 06 Februari 2013


Sosok Matthias Sindelar merupakan salah satu fenomena di sepak bola. Dia merupakan salah satu pilar Austria pada era 1930-an. Dialah kapten Wunderteam - julukan Austria - yang melaju ke semifinal Piala Dunia 1934.

Pemain berjuluk Der Papierene atau Si Manusia Kertas punya kelebihan dalam kemampuan melakukan dribble dan kreativitas. Oleh International Federation of Football History and Statistics (IFFHS), dia terpilih sebagai Pemain Terbaik Austria pada Abad ke-20.

Sindelar tampil membela panji Austria dalam 43 pertandingan resmi antara 28 September 1926 hingga 19 September 1937 dengan mencetak 26 gol.

Sejumlah penghargaan individu juga didapatkan mantan penyerang yang punya julukan lain "Mozart-nya Sepak Bola". Satu gelar Liga Austria dan lima Piala Austria diraih mantan pemain Austria Vienna itu.

Aneksasi yang dilakukan Jerman membuat Austria kehilangan independensi sebagai sebuah tim nasional. Pada laga terakhir sebagai sebuah timnas pada 3 April 1938, Sindelar diberitakan merayakan gol di hadapan para petinggi Nazi.

RIP  Matthias Sindelar

Sikap keras Sindelar yang menolak membela Jerman usai aneksasi itu berbuntut panjang. Sejumlah berita menyebutkan penolakan itu menjadi penyebab utama sosok kelahiran 10 Februari 1903 itu menemuai ajalnya.

Pada 23 Januari 1939, Sindelar dan pacarnya, Camilla Castagnola, ditemukan meninggal di apartemennya di Viena. Dari hasil diagnosis, di tubuh mereka ditemukan kadan karbon monoksida yang berlebih.

Sumber: duniasoccer.com

TRAGEDI STADION AYRESOME PARK


Sudah lebih 33 tahun sejak tragedi runtuhnya sebagian area stadion Middlesbrough, Ayresome Park. Insiden ini menewaskan dua orang dan menjadi permulaan "tren buruk" stadion-stadion bola dalam dekade selanjutnya.

Pemegang tiket musiman, Irene dan Norman Roxby, tengah menuju pintu keluar stadion melalui pintu keluar South East usai laga imbang 1-1 dengan Manchester United ketika sejumlah pilar batu hancur dan merubuhkan dua gerbang. Irene dan Norman pun tertimpa reruntuhan puing, nyawa mereka tak terselamatkan.

Sejumlah saksi dalam insiden menyedihkan itu menyalahkan sekelompok suporter tandang Manchester United. Mereka mengatakan suporter The Red Devils bergegas menuju gerbang setelah laga, memicu runtuhnya pilarnya. Dalam pembelaannya, para suporter Man.United mengklaim bergegasnya mereka menuju gerbang dipicu oleh usaha untuk menghindari kuda-kuda polisi yang beringas.

Laporan selanjutnya mengungkapkan bahwa sertifikat keamanan stadion Middlesborough itu belum diperbarui. Kendati begitu, pihak klub mengklaim semua persyaratan keamanan sudah dipenuhi dalam laga tersebut. 

Meninggalnya duo Roxby itu secara menyedihkan disusul dengan insiden-insiden duka dari dalam stadion beberapa tahun berikutnya. Termasuk, tragedi Lenin Stadium pada 1982 yang menewaskan lebih dari 300 jiwa, tragedi Valley Parade pada 1985, tragedi Heysel pada 1985, dan Hillsborough pada 1989.

Stadion Ayresome sendiri akhirnya dibongkar pada 1997. Lokasi bekas stadium itu saat ini menjadi area perumahan. Untuk mengenang stadion tersebut, gerbang Ayresome Park didirikan di luar pintu masuk utama ke stadion baru klub, Riverside.

sumber: duniasoccer.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pencarian

Translate